Menguatnya Toleransi Kala Ramadan
Toleransi Beragama

Date

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Indonesia, khususnya Jakarta belum lama ini dipertanyakan keragamannya oleh media-media asing. Hal ini berkaitan dengan polemik yang terjadi beberapa pekan lalu. Perbedaan paham dan visi seolah memecah belah. Padahal, Indonesia lebih dari itu. Negara ini sangat toleran akan adanya perbedaan diantara penduduknya. Apalagi jika melihat kebiasaan umat muslim dan non muslim dalam melewati bulan Ramadan.

Toleransi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat atau sikap toleran. Dimana sifat toleran sendiri berarti menghargai pendirian yang berbeda atau bertentangan dengan diri sendiri.

Salah satu bentuk paling nyata dari toleransi adalah ketika salah satu Youtuber non muslim Indonesia yang mencoba untuk ikut berpuasa, pada bulan Ramadan tahun lalu. Ia melakukan hal tersebut sebagai salah satu cara untuk memahami apa yang dialami oleh umat muslim selama puasa. Dimana pengalaman ini pun ia bagikan melalui akun Youtube-nya selama 22 hari.

Begitu juga dengan Head Of Customer Delight Jualo.com, Perry Rorimpandey, menurut pengakuannya, selama bulan puasa Ia akan menyingkir apabila hendak menyantap sesuatu. “Ya, gue berusaha menghormati teman-teman yang menjalankan puasa, sih”, katanya.

Sementara itu, bentuk lain yang lebih umum dari adanya toleransi di bulan Ramadan adalah dengan berubahnya waktu operasional warung makan. Atau meskipun tetap buka pada siang hari, warung-warung makan akan menutupi tempatnya. Sehingga pelanggan yang tengah makan tidak terlihat dari luar.

Well, Indonesia sendiri memang terdiri dari berbagai macam suku, agama, dan ras. Oleh karena itu, toleransi memang harus dijunjung tinggi untuk menghargai semua perbedaan yang ada. Jangan sampai kelebihan yang berupa keragaman tersebut, justru digunakan sebagai sebuah alat untuk menghancurkan bangsa ini.

Presiden pertama Indonesia, Soekarno, pernah berkata, “Bangunlah suatu dunia di mana semuanya bangsa hidup dalam damai dan persaudaran.” Jadi artinya, sejak jaman pemerintahan Presiden Soekarno, nilai toleransi memang sudah ditanamkan secara mendalam. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab generasi penerus agar toleransi di negara ini bisa tetap terpelihara.

Nah, bulan Ramadan 2017 ini, bisa menjadi momentum yang pas untuk setiap warga negara Indonesia dalam memperkuat tali silaturahmi dan toleransi. Dan sebelum menutup tulisan ini, Jualo ingin mengucapkan, “Selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim di Indonesia. Semoga perjuangan 30 hari ini dapat dilewati untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah.”

 

More
articles